Tendangan penalati merupakan salah satu peluang mencetak goal yang berasal dari bola mati yang sangat besar kemungkinannya untuk menjadi goal. Alasan mengapa tendangan penalti bisa menjadi peluang yang hampir pasti tercipta goal yaitu karena jarak eksekusi bola untuk tendangan penalti berada di kotak penalti lawan dan hanya berhadapan 1 lawan 1 dengan goal keeper lawan. Namun untuk mengeksekusinya tak jarang juga banyak pemain yang gagal dalam melakukan eksekusi pada tendangan tersebut. Bahkan para pemain hebat pun terkadang belum tentu mampu untuk menjalankan tugas menjadi seorang eksekutor tendangan penalti.
Tendangan penalti kerap kali menjadi penentu kemenangan dalam suatu pertandingan sepak bola, terutama di laga laga final ketika kedua tim yang sedang bertanding selama 90 menit di tambah perpanjangan waktu 2 x 15 menit dan kedudukan masih imbang atau skor masih sama maka yang terjadi adalah adu tendangan penalti.
Beberapa pemain bintang yang pernah gagal dalm menjalankan tugas sebagai eksekutor tendangan tersebut antara lain :
Yang terbaru adalah Lionel Messi (PSG) di ajang kompetisi liga champion versus Real Madrid. Sang mega bintang yang baru di datangkan dari FC Barcelona tersebut, tendanganya berhasil di tepis kiper Madrid dan gagal menghasilkan goal untuk skuad PSG.
David Beckham, ketika Timnas Inggris melawan timnas Turki di ajang kompetisi Euro pemain yang terkenal dengan freekick mematikan dan tukang umpan silang cantik tersebut pernah juga tidak berhasil menjebol gawang lawan saat melakukan tendangan penalty.
Roberto Baggio (Italy) di pertandingan final kompetisi akbar "Piala dunia 94 " melawan timnas Brazil yang akhhirnya menjadikan Italy akhirnya gagal menjadi juara di piala dunia karena kalah dalam adu penalty.
CR7 ketika masih membela Setan Merah di final liga champion melawan Chelsea di Champion league 2007-2008, ia tidak berhasil melaksanakan tugas sebagai algojo tendangan penalti.
Tendangan penalti di lakukan dengan jarak antara garis penalti sampai dengan titik putih di kotak penalti sejauh kurang lebih 11 meter. Kesempatan tendangan penalti bisa di berikan wasit kepada sebuah tim ketika ,dalam suatu pertandingan seorang pemain dilanggaran di dalam garis kotak penalti kubu lawan atau juga pemain lawan melakukan pelangnggaran di dalam kotak penaltinya sendiri.
Upaya para pemain sepak bola untuk dapat menciptakan goal di dalam melaksanakan tendangan penalti dan beragam gaya menendangnya juga bermacam macam tujuan utamanya sudah pasti, untuk mengecoh penjaga gawang lawan. Salah satu yang populer adalah gaya Panenka.
Gaya Panenka dalam tendangan penalti ini asal muasalnya adalah dari nama sorang pemain sepak bola yaitu Antonin Panenka, penerapanya yaitu dengan cara melambungkan bola dibagian tengah gawang dengan power yang bisa dikatakan tidak terlalu keras sehingga penjaga gawang akan terkecoh karena pada umumnya penendang tendangan penalti akan membidik di bagian sisi terjauh dari jangkauan kiper dengan power tendangan yang kuat. Seorang Antonin Panenka tak hanya menjadi pahlawan Ceko Slovakia di piala eropa 1976, ia juga menjadi pelopor gaya baru dalam mengeksekusi tendangn penalti tepatnya pada tanggal 20 Juni 1976 hari pertama Antonin panenka mlakukan gaya tendangan Panenka pertamanya yaitu di pertandingan final piala eropa versus German Barat.
Sampai saat ini tendangan penalti dengan gaya Panenka tersebut kerap kali masih di pakai oleh para algojo tendangan penalti club sepak bola, beberapa pemain terkenal yang pernah sukses membobol gawang menggunaka gaya menendang bola khas Antonin Panenka antara lain:
Yang paling baru adalah Karim Benzema(Real Madrid) ketika bertemu Machester City di semi final ajang Liga Champion Eropa. Karim benzema berhasil mengecoh Ederson Moraes, kiper The Cityzen tersebut di kelabuhinya karena sang kiper mengira bola akan di tendang keras ke arah sisi gawang, ternyata bola tendangan Karim benzema hanya melambung ke sisi tengah gawang dan terjadi goal.
Zinedine Zidane (Perancis) di final piala dunia 2006 ketika timnas Perancis berhadapan dengan timnas Italy. Pelanggaran pemain Itali di dalam kotak penaltinya sendiri mengakibatkan perancis menerima hadiah tendangan penalti kiper Italy saat itu (Gian Luigi Buffon) berhasil di kecoh oleh Zinedine Zidane.
Lionel messi
Menurut si penemu tendangan Panenka yaitu Antonin Panenka sendiri, mengatakan bahwa panenka milik Messi adalah panenka terbaik karena tendangan penalti gaya panenka Lionel Messi memiliki ketinggian tendangan dan power yang pas. Lapulga mulai melakukan tendangan panenka pertamanya adalah di tahun 2014 ketika masih berseragam Barcelona. sampai sekarang entah sudah berapa banyak penalti yang ia laksanakan menggunakan gaya panenka ini karena sangat sering.
Selain panenka masih ada lagi gaya menendang penalti dengan cara yang unik,
Yaitu dengan cara melompat terlebih dahulu sebelum melakukan tendangan. Aturan tendangan penalti yang terbaru adalah tidak di perbolehkan Delay yang maksudnya adalah tidak di perbolehkan membatalkan ayunan kaki ataupun memperlambat ayunan kaki ketika menendang bola, yang boleh adalah sesaat sebelumnya atau waktu ancang ancang dan cara penalti melompat adalah untuk mengakali aturan tersebut.
Pemain yang kerap menggunakan gaya tendangan ini paling sering adalah Jorginho (Chelsea) dan Bruno Fernandes (Manchester United). Tujuanya adalah si penendang berusaha menentukan kemana arah tendangan akan di bidik dengan cara melihat respon pergerakan awal sang kiper dari momen lompatan tersebut, karena semakin lambat respon kiper dalam bergerak akan semakin beresiko pula terjadi kebobolan maka dari itu sebagian besar kiper biasanya melakukan pergerakan menebak antara sisi kanan, kiri atau bahkan tengah hal itulah yang di manfaatkan penendang untuk mengecoh penjaga gawang dengan cara melompat sebelum mengayunkan kaki untuk menendang.
Comments
Post a Comment